Prosesi Takziah Dan Mengantar Jenazah Ke Pemakaman

Jam 18.10 aku mendengar kabar tentang meninggalnya mantan tetanggaku alias tetangga ibu yang membuat aku puyeng karena baru tidur "sak serr an" telpon berbunyi.. wuing wuing..enggak usah mandi langsung loncat ngambil belahan jiwa alias tas kecil yang selalu ngikut kemanapun pergi.
Sesampai di Kampungdalem,masjid Darussalam sudah terlihat ramai,buru-buru aku menemui umi, dan segera meluncur ke masjid. Hmmm... rupanya aku telat, sholat jenazah sudah di laksanakan dan semua menunggu waktu isya'. Selesai adzan sholat isya' pun di laksanakan, terlihat banyak orang yang datang bertakziah melihat banyaknya jamaah sholat.. selesai salam dan wirid semua bersiap untuk mengantar jenazah ke tempat terakhir yang di awali dengan beberapa patah kata oleh Habib Muhammad Assegaff, sambutan di akhiri dengan tahlil pertanda jenazah di berangkatkan.
Sepanjang jalan semua melantunkan tahlil (daripada ngomong yang enggak-enggak) hal ini sudah di lakukan sejak dulu, para orang tua dan pendahulu mengajari begitu. Tapi kali ini aku melihat ada yang lain.. aku melihat sesuatu yang baru. Orang yang tadinya banyak kemana ya?? Di jalan aku celingak-celinguk melihat jalannya rombongan pengantar jenazah,hmmmm..kok orangnya tinggal sedikit ya??perasaan tadi waktu di masjid banyak lho..ya sudah mungkin orang-orang pada pulang.. aku ngikut rombongan pengantar jenazah lagi, celingak celinguk di hentikan dulu.
Masuk area makam bacaan tahlil bertambah dengan tahlil..sesampainya di area makam aku heran..kok orangnya banyak lagi ya..tadi di masjid banyak banget orang yang hadir, waktu mengantarkan jenazah orangnya habis, kok sekarang banyak lagi ya..seperti biasa prosesi pemakaman seperti biasa..ketika tanah kuburan mulai di cangkul maka bacaan yasin mulai bergemuruh..selesai yasin di susul tahlil dan doa penutup.
Baru aku mengerti kenapa rombongan pengantar jenazah tadi sedikit di jalan setelah semua selesai dan pulang..semua banyak yang naik motor, makanya sampai duluan ke area pemakaman sedang yang berjalan kaki mengantar jenazah tinggal sedikit..owalaahhh ngono to..
Aku jadi ingat usul dari kak Darwin yang bilang "ngko lek wayah nglayat kok kabeh numpak montor sing penak jenazahe di tumpakne fukuda ae piye?"atau usul jika nanti semua yang mengantar jenazah kok naik motor semua gimana kalau kerandanya kita kasi roda sama mesin ? Bagus enggak ya, jadi kalau yang meninggal nanti berapapun jaraknya..sejauh apapun dari makam kepatihan "keciilll..no problem", kalau perlu yang di luar kota pun masih bisa di urus..
Dulu waktu mengantar jenazah semua yang mengantar berjalan kaki, bergantian menggantikan mereka yang memikul keranda.. sekarang berubah, banyak yang naik motor. Jika nanti semua naik motor siapa yang memikul??hmmm..mungkin kita bisa merekrut 4 atau 6 orang buat memikul keranda.. naahh merekalah yang akan memikul keranda sampai ke pemakaman kalau perlu di bayar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tambahan "Laqod Jaa" Dalam Rutinan Malam Kamis

PHBI Darussalam Bersiap Menyambut Maulid 1446 H

Mars SA78