Turba Nasional Di Tulungagung Hari Pertama


Turba Nasional hari pertama yang bertempat di Kedungsuko kali ini di ikuti hampir semua titik kecamatan kota. Titik Kampungdalem yang selama ini paling sulit hadir karena begitu padatnya acara di Kampungdalem sendiri, tertolong oleh belum di mulainya rutinan sholawat dan majlis taklim membuat Kampungdalem bisa mengirim 11 anggotanya .. 8 anggota akan mengikuti ijazah (7 Sadziliyah, 1 Khodiriyah). Ini lumayan mengingat Kampungdalem ini termasuk titik yang nuakal..hehe.
Berangkat pukul 19:00 yang berarti molor dari rencana semula..untungnya breafing belum di laksanakan saat tiba di TKP..membuat rombongan Kampungdalem masih bisa makan dan persiapan.
Turba yang di isi oleh Wakil Mursyid, LASPEN Jawa Timur dan lain-lain sarat dengan kajian Thoriqoh. Thoriqoh sendiri berkaitan erat dengan kata "Sami'na wa atho'na" yang berarti sebuah ketaatan mutlak tanpa ada kata tawar atau ba bi bu lainnnya. Di kisahkan dalam acara ini.. bagaimana ketika selesai sholat Jumat, masih dalam keadaan berpakaian rapi, Imam Sadzili dan satu temannya di cegat sang guru di depan masjid. Di situ mereka berdua menerima perintah untuk membersihkan kandang hewan sang guru. Dua murid itu sama-sama menjawab "siapp!!!" tapi dengan cara yang berbeda. Imam Sadzili dengan masih berpakaian rapi langsung ke kandang berkotor-kotor melaksanakan perintah guru.. sedang teman beliau pulang sebentar untuk berganti pakaian.. maka keutamaan dan keistimewaan terlimpah kepada Imam Sadzili.. beliaulah yang mewarisi ilmu sang guru dan menjadi orang besar dengan segala kealimannya. Mana yang lebih mulia saat dua orang menerima perintah sang Mursyid untuk berangkat ke Jakarta.. yang satu langsung berangkat saat itu juga, tanpa ba bi bu dengan berjalan kaki ataupun berkendara dan kemudian meninggal di tengah jalan. Sedang yang seorang lagi pulang dahulu..istirahat..berangkat dan berhenti sejenak di jalan ketika lapar dan makan lalu dia sampai di jakarta. Kemuliaan di miliki oleh murid yang pertama. Sami'na wa atho'na... sebuah kepasrahan dan kesanggupan akan sebuah perintah dengan totalitas tanpa bertanya apalagi menawar


Artikel terkait:

Komentar

Unknown mengatakan…
Kenapa penulisannya wakil Mursyid ?
Memang ada wakil Mursyid di Pondok kita tercinta ?
wallrush mengatakan…
itulah yang saya ketahui dan saya dengar saat turba di sebutkan beliau Kyai Dian adalah wakil mursyid.. jika ada yang keliru mohon di benarkan..

Postingan populer dari blog ini

Tambahan "Laqod Jaa" Dalam Rutinan Malam Kamis

PHBI Darussalam Bersiap Menyambut Maulid 1446 H

Mars SA78