Hujan Pasir Di Negeri Orang, Masih Lebih Indah Hujan Air di Negeri Sendiri
Assalaamu'alaikum!!!!lhooo kebalik choii..masak pian yang salam.. ulun yang harus salam..ckakak.. tahu aku dari kejauhan dia bersiap rupanya.. begitu motor aku parkir langsung saja dia teriak salam. Saudaraku yang satu ini lama sekali engga nongol.. sekarangpun jarang ketemu.. mumpung ada keperluan ke Blitar yang pastinya melewati warung tempatnya usaha, mampir ah ngopi sama ngobrol dengannya.. dialah kak Arif Talmasani yang sekarang membuka usaha warung kopi dan makanan dan minuman di depan Kantor Imigrasi Srengat, Blitar. Jarang lho bisa ketemu, setahun sekali saja belum tentu kalau enggak mampir kayak begini.
Ngobrol ngalor ngidul aku menanyakan kabarnya.. sambil pelan menghisap rokoknya, dia bercerita tentang masa lalu, tentang masa mudanya, tentang kehidupannya bekerja Bali. Aku singgung kenapa dia engga jadi berangkat ke Bali. Jawabnya ringan "enakan di sini,di sana bayaran kadang buanyak.. kadang sedikit.. intinya di sana engga ada patokan dan engga pernah tahu berapa sebenarnya bayaran kita, jika aku ke Bali siapa yang akan ngurus warung ini.. ogah ah.. enakan di sini". Bagaikan pepatah "hujan pasir di negeri orang, masih lebih indah hujan air di negeri sendiri"..ckakak..di tempat asing segala sesuatu bisa terjadi apalagi di luar negeri.. berhamburan pasir alias masalah yang menghadang.. dan hak-hak pekerja di kerdilkan.. beda dengan di sini,dekat dengan rumah, dekat istri dan anak yang mendinginkan hati.. jika sakit gimana hayok? Ya akan tetap di paksakan buka warung.. di kuat-kuatkan untuk menata warung, jika selesai bisa pulang istirahat..pokoknya tak ada kata tutup.. jikapun dolan ke Tulungagung tak bisa menginap.. karena sebelum pagi harus menyiapkan semua keperluan buat buka warung.. lha kalau istri yang sakit barulah warung tutup.. habis proses memasak istri yang melakukan. Geng-geng ku dulu apa enggak ingat sama aku ya?"lhoo memangnya pian punya geng???"ckakak.. memang orang pendiam engga punya hak mbentuk geng apa???punyalah choiii.. sembari menunjukkan sebuah foto ..waahhh..jadul choiii.. tapi aku akui, guanteng-ganteng semua.. kak Anis terlihat imut buanget..jgagak.. "apa mereka engga tau posisi pian sekarang?"tanyaku.. "tau.. tapi engga pernah mampir sini sih".. wuaahhh..gini kok namanya geng.. theeerr...lhaaaaa... lhuuuuu...wkikikik
Kopi habis, tiba-tiba mbak Endang (istri)minta tolong kak Arif keluar untuk sebuah keperluan. Kesempatan itu aku buat untuk pamit sekalian meluncur ke Blitar.. wuussss.. nyampe di blitar Kholidnya engga ada.. yang ada Nurun saja.. "minum apa?teh??kopi?apa suruh??" Kata nurun berkelakar.. "jangankan suruh.. jamu butrowali pun aku minum".. tak lama kemudian muncul salsabila bawain minuman berwarna hijau berbuih.. "wahhh.. jus alpukat nih"pikirku. "Gimana rasanya?" Tiba-tiba nurun datang dan tanya.. aku yang dari tadi mainan sama si kembar cuma jawab "belum aku minum.. apa sih kok ada air putih segala?". "Jus pare!!!" Katanya enteng.. wiihhh di buatin beneran ternyata..ckakak.. begitu nurun masuk rumah aku minum minuman hijau itu... juwweehhhh.. puaaiitttttt!!!!!!
Komentar